Langsung ke konten utama

Postingan

Apakah Benar Munculnya Para Pelaku Kejahatan Kriminal itu dari Keluarga?

Mengapa banyak bermunculan pelaku kejahatan kriminal? Apakah mereka semua menjadi penjahat karena keinginannya? Tak jarang dari mereka mungkin melakukan kejahatan untuk kesenangan hatinya. Namun, apa benar jika munculnya kajahatan mereka hanya untuk kesenangan hati saja? Contoh gampang saja. Pasti semua orang pernah menonton drama, sinetron atau film kan?  Berbagai adegan disungguhkan dengan dikemas sangat bagus. Kalian pernah melihat adegan perundungan? Perselingkuhan? Perampokan? Bahkan yang paling keji pembunuhan? Dari semua itu apakah kalian melihat asal usul mereka melakukan semua itu? Perundungan dilakukan oleh anak atau orang yang berduit. Kebanyakan seperti yang disajikan di film atau drama. Para penulis skenario pasti tidak sembarangan dalam menulis. Mereka mempunyai berbagai banyak inspirasi. Tak jarang dari mereka menemukan inspirasi dari dunia nyata.  Kenapa bisa ada perundungan? Kenapa pelaku perundungan seperti tak tahu malu? Coba kalian lihat sekali lagi isi cerita dalam
Postingan terbaru

Seorang Anak Juga Punya Pilihan Sendiri

 Kalian pasti banyak yang mendengar jika ada beberapa orang tua yang hobi mengekang anak. Jika dilihat dari segi positif itu bukanlah hal yang buruk. Hanya saja, banyak dari orang tua yang salah mengartikannya. Tidak semua orang itu berani mengeluarkan uneg-uneg. Ada yang memilih untuk menyimpannya sendiri. Keluarga itu seperti rumah untuk setiap orang, khusunya untuk para anak di luar sana. Tak lupa jika tak sepenuhnya di dalam keluarga itu selalu harmonis atau tanpa adanya masalah.  Kadang, adakalanya seseorang itu tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri sehingga membuat orang lain terluka atau sakit hati. Tidak ada manusia yang sempurna dan manusia juga tempatnya salah serta lupa. Rasa memberikan kepercayaan kepada anak menjadi kekuatan bagi anak itu sendiri dalam memilih jalan mereka masing-masing. Mengenai hal itu, tak sedikit orang tua yang merasa khawatir jika anak-anaknya memilih jalan yang salah. Sehingga para orang tua memutuskan untuk memberikan pilihan sendiri untuk anakny

Gue tau Kalau Gue Nggak Berguna.

Kadang sempat terpikir, kalau gue nggak guna buat orang lain dan buat dunia. Mengapa gue harus hidup? Kalau gue nggak ada, hidup orang lain akan lebih sejahtera. Bener nggak? Tapi, mau gimana lagi. Tuhan gue masih mau ngeliat gue sujud kepada-Nya.  Cobalah untuk bersyukur dari hal yang paling kecil. Darisitu elu bakal tau, betapa besarnya kekuatan Tuhan untuk membantu lu bisa bertahan sampai detik ini. Lu tuh kebanyakan ngeliat apa yang ada di atas elu. Hidup terlalu singkat buat lu ngurusin itu. Kalau orang lain nggak suka adanya elu. Setidaknya Tuhan masih ada di samping lu. Kalau elu nggak percaya. Coba elu pikir. Lu bisa gerak nggak sekarang? Lu bisa makan atau minum? Lu bisa bernafas? Pertanyaan gue. Lu udah ngapain aja biar lu bisa dekat dengan Tuhan?

Senjaku #7

 Apakah aku akan jatuh cinta lagi? Aku terlalu sibuk dengan dunia fantasiku, apalagi dengan kehidupanku yang tidak berguna ini. Tiap hari aku seperti orang gila dan selalu menyibukkan diri dengan hal-hal yang membuat pikiranku bisa hidup lagi. Bukan hal yang penting bagi orang lain. Tapi, begitu berarti bagiku.  Aku tertawa seperti orang gila karena aku tak bisa mengendalikan tawaku. Aku menangis seperti orang gila karena aku selalu ketakutan dan gemetaran tiap kali aku memangis.  Buat apa aku jatuh cinta lagi? Sudah cukup Tuhanku yang ku suka. Padahal aku masih melakukan kesalahan yang tidak disukai-Nya. Tuhanku begitu berarti bagiku. Mengapa? Karena Dia ada saat aku benar-benar membutuhkan pertolongan. Saat itu, aku seperti sudah tidak ada harapan untuk aku bisa bertahan hidup. Sakit sekali aku menahannya hingga aku berpikir jika aku akan meninggalkan semesta ini. Ku pikir orang-orang yang itu akan mengkhawatirkanku. Siapa yang harus ku percaya lagi di sini? Palsu semuanya.  "Tu

MASIH PUNYA HATI NURANI KAH? KENAPA KORUPSI SEMAKIN MERAJALELA?

 Kasus korupsi selalu tak pernah absen dalam jajaran berita kriminal. Eksistensinya masih patut diperhitungkan untuk menjadi berita hangat buat diinformasikan ke kalangan masyarakat. Tapi, anehnya kenapa korupsi itu seperti menjadi parasit yang tak pernah hilang. Apakah seseorang kaya raya itu harus banget mencicipi yang namanya korupsi? Bukankah itu akan menjatuhkan harga diri mereka? Tak hanya terhitung jutaan, namun bahkan bisa mencapai milyaran atau triliunan. Yang sebagian masyarakat penasaran, itu uang akan dibawa dan di simpan ke mana apabila sudah disita oleh pihak yang menangani hal tersebut. Aneh lagi jika para pelaku korupsi masih bisa bisa tidur dengan lelapnya, makan dengan lahapnya, dan bepergian dengan leluasanya. Padahal ada banyak orang yang dirugikan akibat itu. Memang tak bisa dipungkiri apabila sudah melihat uang, semua orang itu seperti sudah tersihir. Mereka juga akan melakukan segala cara untuk mendapatkan uang tersebut. Tanpa memikirkan pakah tindakan mereka itu

INTELEKTUAL PARA KOMENTATOR SOCIAL MEDIA

       Informasi merupakan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh masyarakat. Mulai dari informasi terkait kebutuhan bahan pokok hingga informasi politik. Tak heran bila masyarakat bebas keluar masuk jejaring sosial yang disediakan untuk menambah pengetahuan mereka. Bila disangkutkan dengan itu, tak a ing bagi mereka mengenal yang namanya social media. Berbagai macam model social media yang tersebar di seluruh penjuru dunia. Mulai dari yang berawarna biru hingga yang berwarna abstrak abstrak pun ada di social media. Mulai dari anak kecil hingga para lansia pun berbondong-bondong mengaksesnya. Banyak hal yang didapatkan dari bermain media sosial. Informasi tentang kriminal sampai hiburan pun tersaji di sana. Tiada habisnya kejadian dan kekreatifan masyarakat untuk memenuhi setiap laman di sosial media. Memposting foto atau video dan meninggalkan jejak dengan menulis berbagai kolom komentar yang tersedia di sosial media. Tak jarang dari mereka menulis dengan berbagai kalimat yang keuar dar

MASIH PERLUKAH SLOGAN “STOP BULLYING!” ?

            Perundungan diberbagai kalangan masyarakat kini mulai happening kembali. Apalagi perundungan melalui media sosial juga kian merajalela. Tuduhan hingga ancaman menjadi persoalan yang mengerikan. Mulai dari kalangan biasa hinggan kalangan atas, menjadi sasaran bagi para perundung. Fisik yang menarik, materi yang menggunung, keadaan masyarakat biasa pun juga tak luput dari sasaran mereka. Kalau diibaratkan saja, menghirup udara segar seolah-olah diatur oleh mereka yang tak bertanggung jawab. Berkaitan dengan hal tersebut juga, banyak perundung yang dengan mudahnya merubah kehidupan mereka seperti bak kupu-kupu muncul dari kepompong. Meninggalkan banyak cerita bagi mereka yang terkena akibat perundungan. Apabila ditelaah lebih jauh, masih banyak perundungan dimasyarakat.      Kasus bullying dikalangan masyarakat biasa muncul ketika banyak orang yang merasa iri dengan kehidupan orang lain yang terkesan adhem,ayem,lan tentrem. Padahal apabila kita lihat, kehidupan masing-masin